01 Agustus 2012

Makna Di Balik Perubahan Warna Langit Ketika Waktu Sholat Tiba

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Menjelang waktu Maghrib, alam berubah ke warna merah dan di waktu ini kita kerap dinasihatkan oleh orang-orang tua agar tidak berada di luar rumah. Ini karena spektrum warna pada waktu ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin dan iblis pada waktu ini amat bertenaga kerana mereka beresonansi dengan alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan juga sebaiknya berhenti dahulu pada waktu ini (solat Maghrib dulu ). Rahasia waktu Maghrib atau warna merah ialah keyakinan, frekuensi otot, saraf dan tulang.

Tahukah anda bahwa warna merah yang dipancarkan oleh alam ketika itu mempunyai resonansi yang sama dengan jin dan syaitan. Kita lebih baik untuk berada di dalam rumah pada waktu magrib ini.

1. Waktu Sholat Subuh

Suka perhatiin ga, kalau waktu selepas subuh apalagi menjelang siang, warna langit itu (kalau cerah) berwatna biru yang diselingi dengan merah (orange) yang dihasilkan oleh sinar mentari yang mau terbit.

Dalam islam tidur setelah subuh itu ga boleh gan karena akan ketinggalan rizki. Seperti Sabda Rasulullah,

Ya Allah berikanlah berkah kepada umatku di pagi harinya

(HR. Abu Dawud no. 2606, Tirmidzi no. 1212, Ibnu Majah no. 2236, shahih

At-Targhiib waTarhiib no, 1693)

Selain itu, mengapa kita tidak dibenarkan tidur selepas subuh adalah karana warna biru mempertenagakan kelenjar tyroid. Bila kelenjar tyroid kita lemah seseorang itu akan mengalami masalah kehausan sepanjang hari.

Pada Waktu Subuh Alam berada dalam spektrum warna biru muda yang bersamaan dengan frekuensi tiroid yang mempengaruhi sistem metabolisma tubuh. Jadi warna biru muda atau waktu Subuh mempunyai rahasia yang berkaitan dengan rizki dan komunikasi. Mereka yang kerap tertinggal waktu Subuhnya ataupun terlewat secara berulang-ulang kali, lama kelamaan akan menghadapi masalah komunikasi dan rizki.

Ini karena tenaga alam yaitu biru muda tidak dapat diserap oleh tiroid yang mesti berlaku dalam keadaan roh dan jasad dalam keadaan tidur dalam arti kata lain lebih baik terjaga daripada tidur. Disini juga dapat kita ambil hikmah untuk solat di awal waktu.

Bermulanya saat azan Subuh, tenaga alam pada waktu itu berada pada tahap optimum. Tenaga inilah yang akan diserap oleh tubuh melalui konsep resonansi pada waktu rukuk dan sujud. Jadi mereka yang terlewat Subuhnya sebenar sudah mendapat tenaga yang tidak optimum lagi.

2. Waktu Sholat Dzuhur

Ketika ini warna kuning mendominasi atmosfera. Mengurangi makan pada waktu kuning (siang hari) ialah amalan yang terbaik untuk menjaga supaya pemikiran menjadi kreatif, tajam, dan peka. Ini adalah mengapa kita amat digalakkan untuk melakukan puasa sunah Senin dan

Kamis untuk menggurangi beban kerja organ pencernaan.

Spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi perut dan hati yang berkaitan dengan sistem pencernaan. Warna kuning ini mempunyai rahasia yang berkaitan dengan keceriaan. Jadi mereka yang selalu ketinggalan atau terlewat Zuhurnya berulang- ulang kali dalam hidupnya akan menghadapi masalah di perut dan hilang sifat cerianya.

3. Waktu Sholat Ashar

Kemudian warna alam akan berubah kepada warna orange, yaitu masuknya waktu Ashar di mana spektrum warna pada waktu ini bersamaan dengan frekuensi prostat, uterus, ovarium dan testis yang merangkumi sistem reproduktif.

Rahasia warna orange ialah kreativitas. Orang yang kerap tertinggal Asar akan hilang daya kreativitasnya dan lebih malang lagi kalau di waktu Asar dipakai buat tidur.

4. Waktu Sholat Magrib

Menjelang waktu Maghrib, alam berubah ke warna merah dan di waktu ini kita kerap dinasihatkan oleh orang-orang tua agar tidak berada di luar rumah. Ini karena spektrum warna pada waktu ini menghampiri frekuensi jin dan iblis (infra-red) dan ini bermakna jin dan iblis pada waktu ini amat bertenaga kerana mereka beresonansi dengan alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan juga sebaiknya berhenti dahulu pada waktu ini (solat Maghrib dulu ). Rahasia waktu Maghrib atau warna merah ialah keyakinan, frekuensi otot, saraf dan tulang.

Tahukah anda bahwa warna merah yang dipancarkan oleh alam ketika itu mempunyai resonansi yang sama dengan jin dan syaitan. Kita lebih baik untuk berada di dalam rumah pada waktu magrib ini.

5. Waktu Sholat Isya

Apabila masuk waktu Isya, alam berubah ke warna merah dan seterusnya memasuki fasa Kegelapan. Waktu Isya ini menyimpan rahasia ketenteraman dan kedamaian dimana frekuensinya bersamaan dengan sistem kawalan otak.

Mereka yang kerap ketinggalan Isyanya akan selalu berada dalam kegelisahan. Alam sekarang berada dalam Kegelapan dan sebetulnya, inilah waktu tidur dalam Islam dimana keseluruhan sistem tubuh berada dalam keadaan relax / istirahat.

~ o ~

Salam santun dan keep istiqomah ...

--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ..

21 Juli 2012

Marhaban ya Ramadhan Marhaban fi syahril mubarok wa syahril maghfiroh

"Marhaban ya Ramadhan Marhaban fi syahril mubarok wa syahril maghfiroh. Barakallahu lana walakum daaiman bijami’i khoir. Wal’awfu minkum"


Marhaban Ya Ramadhan | Marhaban Ya Syahru Syiam
ZayCoel Mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan
Hari demi hari berganti, tidak terasa kita sudah memasuki bulan Sya’ban dan sebentar lagi tiba bulan yang sudah kita nanti-nantikan, bulan yang selalu kita rindukan kedatangannya yang kemarin kita lepas dengan linangan air mata karena enggan untuk berpisah dengannya, yaitu bulan di mana Allah mencurahkan kasih sayang sepenuhnya kepada umat-Nya yang beriman dan bulan tersebut merupakan bulan yang paling mulia dibanding dengan bulan-bulan yang lain yaitu bulan suci Ramadhan. Marhaban Ya Ramadhan | Marhaban Ya Syahru Syiam, sudah tidak sabar rasanya ingin berjumpa denganmu.

Marilah kita sambut bulan suci Ramadhan dengan gembira, seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya, “Katakanlah: Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan“. (QS. Yunus{10} : 58)

Dan marilah kita gunakan waktu yang masih tersisa di bulan Sya’ban ini untuk memperbanyak puasa sunnah, seperti yang diceritakan sahabat Usamah bin Zaid bahwa ia mengatakan, “Wahai Rasullullah, aku belum pernah melihat anda berpuasa sebanyak puasa anda di bulan Sya’ban”. Maka Rasulullah bersabda, “Sya’ban adalah sebuah bulan yang banyak dilalaikan oleh manusia, bulan Sya’ban  berada di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Di bulan itulah amal-amal  perbuatan manusia di angkat menuju Rabbsemesta alam dan aku ingin amal perbuatanku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa”. (HR. An-Nasa’i)

Rosulullah SAW suatu hari di akhir bulan Sya’ban bersabda, “Wahai semua manusia, telah datang kepadamu bulan yang agung, penuh keberkahan, didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Diwajibkan padanya puasa dan dianjurkan untuk menghidupkan malam-malamya. Siapa yang mengerjakan satu kebaikan (sunah) pada bulan ini, seolah-olah ia mengerjakan satu kewajiban dibulan-bulan lain. Siapa yang mengerjakan ibadah wajib seakan-akan mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban di bulan-bulan lain“. (Sahih Muslim dari Salman)

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh barakah. Pada bulan ini pintu surga dibuka selebar-lebarnya dan pintu neraka ditutup serapat-rapatnya. Pada bulan ini setan-setan dibelenggu. Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal di dalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain yaitu malam “Lailatul Qadr”. Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma’siyat agar menahan diri.

Pada bulan ini wahyu Al-Qur’an pertama kali diturunkan, seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu? malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar”. (QS. Al-Qadr{97} : 1-5)

Pada bulan Ramadhan kita diwajibkan untuk berpuasa, karena puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu dari rukun Islam. Seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.(QS. Al Baqarah{2} : 183)

Secara harfiyah puasa artinya menahan, yakni menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa dan mengurangi nilainya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Sedangkan Ramadhan secara harfiyah artinya membakar dan mengasah. Yang dimaksud adalah dosa-dosa seorang mukmin akan dibakar oleh Allah dan setelah Ramadhan dan insya Allah dia akan kembali kepada fitrah atau kesuciannya.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Puasa adalah perisai dari api neraka seperti perisainya seseorang di antara kamu dalam perang.” (HR Ahmad, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban). Puasa merupakan upaya penyucian jiwa, mengajarkan kepada manusia bagaimana mengangkat diri dari derajat hewan yang kebutuhannya hanya memenuhi perut, dan membiasakan untuk tabah dalam menghadapi liku-liku kehidupan. Puasa merupakan pembebas jiwa dari jeratan kenikmatan dan keasyikan rendah duniawi.

Dari rasa lapar dan dahaga betapa kita dapat merasakan kesusahan mereka yang berada di garis kemiskinan yang sulit untuk mencukupi kebutuhan hidupnya bahkan untuk makan sehari-hari pun belum tentu ada. Ini adalah salah satu cara untuk melatih kasih sayang kita terhadap sesama muslim. Walaupun puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib (fardhu ‘ain), namun tidak semua orang mukmin wajib melaksanakannya. Allah ta’ala memberikan toleransi atau kelonggaran kepada umatnya untuk tidak melaksanakan puasa Ramadhan tetapi wajib mengqadha di bulan lain, yaitu orang yang  sedang sakit, musafir yang bepergian jauh, wanita yang sedang haidh, dan lain sebagainya.

Kemudian Allah juga memberikan kelonggaran untuk tidak mengerjakan puasa dan tidak wajib mengqadha, tetapi wajib membayar  fidyah (memberi makan sehari seorang miskin). Mereka adalah orang yang tidak lagi mampu mengerjakan puasa karena umurnya sangat tua dan lemah, wanita yang mengandung maupun menyusui, sakit menahun yang tidak ada harapan sembuh, orang yang sehari-hari kerjanya berat dan tidak mendapat pekerjaan lain yang ringan, dan lain sebagainya.

Tidak cukup sebatas itu kasih sayang yang Allah berikan pada umatnya di bulan Ramadhan, bagi yang sudah berkeluarga Allah juga memberikan pengertian. Seperti firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya, “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu, mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa”. (QS. Al Baqarah{2} :187). (I'tikaf ialah berada dalam masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah).

Kemudian di akhir bulan Ramadhan atau sebelum Hari Raya Idul Fitri (1 syawal) kita diwajibkan untuk membayar zakat karena zakat merupakan salah satu rukun Islam. Seperti Firman Allah ta’ala dalam Al-Qur’an yang artinya, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.(QS. Al Ahzab{33} :33)
Beberapa hikmah zakat adalah untuk membersihkan segala macam dosa dalam diri kita, pembersih harta, menghilangkan sifat kikir, sebagai tanda syukur kita atas nikmat Allah, sebagai penjalin cinta dan kasih sayang antara kaya dan miskin, untuk mencukupi kebutuhan pokok orang-orang miskin, sebagai penyeimbang kesenjangan sosial, dan masih banyak lagi.

Sungguh mulianya bulan Ramadhan, di dalamya penuh dengan kasih sayang Allah terhadap umat-Nya. Semoga kita masih diberi kesempatan untuk bertemu bulan suci Ramadhan dan jangan lupa untuk mengoptimalkan kehadiran bulan Ramadhan itu untuk beribadah kepada Allah dan memperkokoh ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Semoga kita mendapatkan Kemenangan, amiin Ya Rabbal “alamiin. Marhaban Ya Ramadhan | Marhaban Ya Syahru Syiam

diambil dari
http://www.zaycoel.info/2012/07/marhaban-ya-ramadhan-marhaban-ya-syahru.html

13 Juli 2012


HERBAL HERBAL ANTI INFLAMASI (PENGHILANG RASA SAKIT)


K
etika kita merasa sakit atau pusing biasanya kita langsung minum obat penghilang rasa sakit, padahal obat penghilang rasa sakit bisa menyebabkan efek samping pada tubuh. Obat-obat penghilang rasa sakit seperti obat non-steroid atau anti-inflamasi biasanya banyak digunakan untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi, otot kram hingga arthritis (radang sendi) kronis.
Tapi penggunaan obat penghilang rasa sakit untuk jangka panjang dapat membawa efek buruk pada tubuh, antara lain menyebabkan luka di lambung, stroke, serangan jantung, kerusakan ginjal, pendarahan di perut dan komplikasi lain.
Ada beberapa herbal yang dapat dijadikan obat penghilang rasa sakit alami tanpa efek samping dengan penggunaan oral atau diminum, seperti dilansir Buzzle, Rabu (23/3/2011), antara lain:


1. Kunyit



Kunyit dikenal sebagai ‘bumbu kehidupan’. Kunyit mengandung senyawa yang disebut kurkumin, yang dapat memblok protein penyebab peradangan dan juga meningkatkan kemampuan tubuh untuk menghilangkan peradangan. Kunyit ditemukan berguna untuk mengatasi rasa sakit kronis yang berhubungan dengan rheumatoid arthritis. Seiring dengan sifat anti-inflamasi, kunyit juga membantu untuk pengobati penyakit jantung dan diabetes.
 
2. Asam lemak esensial Omega 3


  








Asam lemak esensial omega 3 sangat baik untuk dijadikan penghilang rasa sakit alami. Asam lemak esensial omega 3 akan dipecah oleh tubuh menjadi senyawa anti-inflamasi (anti peradangan). Oleh karena itu, banyak orang yang menderita sakit kronis dianjurkan memperbanyak konsumsi asam lemak esensial omega 3, yang banyak terkandung pada ikan seperti salmon dan mackerel.
3. Jahe (jahe merah)














Peneliti dari Amerika Serikat menemukan bahwa konsumsi jahe setiap hari bisa membantu mengurangi nyeri otot akibat olahraga.

 4. Minyak zaitun















Sangat sedikit orang yang menyadari fakta bahwa minyak zaitun bertindak seperti obat anti-inflamasi dan non-steroid. Namun Anda harus menggunakan minyak zaitun extra virgin. Minyak zaitun tidak hanya bisa membebaskan Anda dari sakit kepala, tetapi juga memiliki efek jangka panjang seperti ibuprofen.

Diambil dari berbagai sumber

10 Juni 2012

DALIL SEPUTAR BEKAM


Bekam, Cara Pengobatan Terbaik


1.       Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW, bersabda:
إِنَّ أَمْثَلَ مَاتَدَاوَيْتُمْ بِهِ اْلحِجَامَةُ.
Sesungguhnya cara pengobatan paling ideal yang kalian pergunakan adalah hijamah (bekam)" *

2.       Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW, bersabda:
إِنْ كَانَ فِيْ شَيْءٍ مِمَّا تَدَاوَوْنَ بِهِ خَيْرٌ فَالْحِجَامَةُ.
"Jika pada sesuatu yang kalian pergunakan untuk berobat itu terdapat kebaikan, maka hal itu adalah bekam" *

Wasiat Malaikat Kepada Rasulullah SAW Untuk Berbekam

1.       Dari Abu 'Abbas RA, Rasulullah SAW, bersabda:
مَامَرَرْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِيْ بِمَلاَءٍ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ إِلاَّ كُلُّهُمْ يَقُوْلُ لِيْ: عَلَيْكَ يَامُحَمَّدُ بِالْحِجَامَةِ
“Tidaklah aku berjalan melewati segolongan Malaikat pada malam aku diisra'kan, melainkan mereka semua mengatakan kepadaku: "Wahai Muhammad, engkau harus berbekam" *

2.       Dari Ibnu "Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:
مَامَرَرْتُ بِسَمَاءٍ مِنَ السَّمَاوَاتِ إِلاَّ قَالَتِ المَلاَئِكَةُ: يَامُحَمَّدْ, مُرْ أُمَّتَكَ بِالْحِجَامَةِ فَإِنَّ خَيْرَمَا تَدَاوَيْتُمْ بِهِ الْحِجَامَةُ وَالْكِسْتُ وَالشُّونِيْزُ.
"Tidaklah aku melalui satu dari langit-langit yang ada melainkan para Malaikat mengatakan, "Hai Muhammad, perintahkan ummatmu untuk berbekam, karena sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam, al-kist, dan syuniz semacam tumbuh-tumbuhanan" *

Perhatian Para Sahabat Terhadap Bekam

1.       Dari Jabir al-Muqni, dia bercerita, "Aku tidak akan merasa sehat sehingga berbekam, karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW, bersabda:
إِنَّ فِيْهِ شِفَاءً.
"Sesungguhnya pada bekam itu terdapat kesembuhan" *



Keutamaan Bekam Dan Khidhab/Pacar
1.       Dari Salma, seorang pelayan Rasulullah SAW, dia bercerita, "tidak seorangpun mengadukan rasa sakit di kepalanya kepada Rasulullah SAW melainkan beliau SAW.mengatakan: "Berbekamlah." Dan tidak juga rasa sakit di kedua kakinya melainkan belian bersabda: "Pakaikanlah khidhab pada keduanya" *

Keutamaan Bekam  Dan Qusthul Bahri (Cendana Laut/Kapu Akar Bahari/Marine Costus)

1.       Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW, bersabda:
عَلَيكُمْ بِالْحِجَامَةِ وَالْقُسْطِ الْبَحْرِيْ.
"Kalian harus berbekam dan menggunakan al-qushtul bahri". *

2.       Dari Ibnu 'Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ خَيْرُ ماَتَدَاوَيْتُمْ بِهِ الْحِجَامَةِ وَالكِسْتُ وَالشُّوْنِيْزُ.
"Sesungguhnya sebaik-baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah bekam, al kist, dan syuniz (jintan hitam)" *

3.       Dari Ummu Qais, dari Nabi SAW, bahwasannya beliau bersabda:
عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْعُوْدِ الْهِنْدِي فَإِنَّ فِيْهِ سَبْعَةَ أُشْفِيَةِ مِنْهَا ذَاتُ الْجَنْبِ.
"Kalian harus menggunakan cendana India (indian costus) karena padanya terkandung tujuh macam penyembuhan, yang diantaranya adalah radang selaput paru-paru(pleuritis)" *

Bekam Sebagai Sarana Penyembuhan

1.       Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ فِيْ الْحَجْمِ شِفَاءً.
"Sesungguhnya pada bekam itu terkandung kesembuhan" *

2.       Dari 'Ashim bin 'Umar bin Qatadah, dia memberitahukan bahwa Jabir bin "Abdillah pernah menjenguk al-Muqni", dia bercerita: "Aku tidak sembuh sehingga aku berbekam, karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW, bersabda:
إِنَّ فِيهْ شِفَاءً.


"Seseungguhnya didalamnya terkandung kesembuhan" *

3.       Dari Ibnu "Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ كَانَ شَيْءٌىمِنْ أَدْوِيَتِكُمْ شِفَاءً فَفِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ قَالَ: أَوْ لَعْقَةِ عَسَلٍ.
"Jika ada suatu kesembuhan pada obat-obat kalian maka hal itu ada pada sayatan alat bekam," Beliau SAW bersabda; Atau tegukan madu" *

4.       Dari 'Uqbah bin 'Amir, Rasulullah SAW, bersabda:
ثَلاَثٌ إِنْ كَانَ فِي شَيْءٍ شِفَاءٌ فَشَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شُرْبَةِ عَسَلٍ,أَوْكَيَّةِ تُصِيْبُ أَلَمَا, وَأَنَا أَكْرَهُ الْكَيَّىوَلاَ أُحِبَّهُ.
"Ada tiga hal yang jika pada sesuatu ada kesembuhan, maka kesembuhan itu ada pada sayatan alat bekam atau minuman madu atau membakar bagian yang sakit. Dan aku membenci pembakaran (sundutan api) dan tidak juga menyukainya" *

5.       Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW, bersabda:
مَنِ احْتَجَمَ لِسَبْعَ عَشْرَةَ, وَإِحْدَى وَعِشْرِيْنَ كَانَ شِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ.
"Barangsiapa berbekam pada hari ketujuhbelas dan dua puluh satu (Di Bulan-bulan Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam penyakit" *

Bekam Yang Dilakukan Pada Waktunya Dapat Menyembuhkan Segala Macam Penyakit

1.       Dari Abu Hurairah RA,  Rasulullah SAW, bersabda:
مَنِ احْتَجَمَ لِسَبْعَ عَشْرَةَ وَتِسْعَ عَشْرَةَ وَإِحْدَى وَعِشْرِيْنَ كَانَ شِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ.
"Barangsiapa berbekam pada hari ketujuhbelas dan sembilan belas serta dua puluh satu (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam penyakit" *

2.       Dari Abu Kabsyah al-'Anmari RA, bahwa Rasulullah SAW pernah dibekam bagian tengah kepalanya dan di antara kedua pundaknya. Dan beliau bersabda:
مَنْ أُهْرَاقَ هَذِهِ الدِّمَاءَ فَلاَ يَضُرُّهُ أَنْ يَتَدَاوَى بِشَيْءٍ لِشَيْءٍ لِشَيْءٍ.
"Barangsiapa mengalirkan darah ini, maka tidak ada mudharat baginya untuk mengobati sesuatu dengan sesuatu" *

3.       Disebutkan oleh Abu Nu'aim di dalam kitab, ath-Thibbun Nabawi, sebuah Hadits Marfu':
عَلَيْكُمْ بِالْحِجَامَةِ فِيْ جَوْزَةٍ الْقَمَحْدُوَةِ, وَفَإِنَّهاَ تَشْفِيْ مِنْ خَمُسَةِ أُدْوَاءٍ, ذَكَرَ مِنْهَا الْجُذَامُ.
"Kalian harus berbekam di jauzatil qamahduwah, karena sesungguhnya ia dapat menyembuhkan dari lima penyakit" Beliau menyebutkan diantaranya adalah kusta" *

4.       Dan di dalam Hadits lain disebutkan:
عَلَيْكُمْ بِالْحِجَامَةِ فِي جَوْزَةِ الْقَمَحْدُوَةِ, فَإِنَّهَا شِفَاءٌ مِنْ اِثْنَيْنِ وَ سَبْعِيْنَ دَاءً.
"Kalian harus berbekam di jauzatil qamahduwah, karena sesungguhnya ia dapat menyembuhkan tujuh puluh macam penyakit" *

Kesembuhan Ada Pada Tiga Hal

1.       Dari 'Uqbah bin Amir dan 'Mu'awiyah bin Khadij RA, Rasulullah SAW bersabda:
ثَلاَثٌ إِنْ كَانَ فِي شَيْءٍ شِفَاءٌ, فَشَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوشَرْبَةِ عَسَلٍ, أَوْ كَيَّةٍ تُصِيْبُ أَلَمَا, وَأَنَا أَكْرَهُ اكَيَّ, وَلاَأُحِبُّهُ.
"Ada tiga hal yang  jika pada sesuatu ada kesembuhan, maka kesembuhan itu ada pada sayatan  alat bekam atau minum madu atau membakar bagain yang sakit. Dan aku membenci pembakaran (sundutan api) dan tidak juga menyukainya" *

Bekam Kaum Wanita

1.       Dari Jabir bin 'Abdillah RA bahwa Ummu Salamah pernah meminta ijin kepada  Rasulullah SAW untuk berbekam, lalu Nabi SAW menyuruh Abu Thayyibah agar membekam Ummu Salamah. Jabir bercerita, "Aku kira beliau bersabda: "Dia (Abu Thayyibah) adalah saudara sepersusuan Ummu Salamah atau dia masih kecil (belum Baligh) yang belum bermimpi basah" *
2.       Dari 'ubbad bin Manshur, dia bercerita: "Aku pernah mendengar 'Ikrimah mengatakan: 'Ibnu 'Abbas pernah memiliki pembantu 'tiga orang tukang bekam. "Dua diantaranya mendidihkan air untuknya dan untuk keluarganya, sementara satu dari mereka membekamnya dan membekam keluarganya" *

Waktu Dan Hari Berbekam Serta Bagian-Bagian Tubuh Yang Dibekam

1.       Dari 'Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ خَيْرَمَا تَحْتَجِمُوْنَ فِيْهِ يَوْمَ سَبْعَ عَشْرَةَ, وَيَوْمَ تِسْعَ عَشْرَةَ وَيَوْمَ إِحْدَى وَعِشْرِيْنَ.
"Sesungguhnya sebaik-baik bekam yang kalian lakukan adalah hari ketujuh belas, kesembilan belas dan pada hari keduapuluh satu" *

2.       Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW, bersabda:
مَنِ احْتَجَمَ لِسَبْعَ عَشْرَةَ تِسْعَ عَشْرَةَ وَإِحْدَى وَعِشْرِيْنَ كَانَ شِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ.
"Barangsiapa ber bekam pada hari ketujuhbelas dan sembilanbelas serta keduapuluh satu maka dia akan mendapat kesembuhan dari segala macam penyakit" *

3.       Dari Anas bin Malik RA, dia bercerita:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ يَحْتَجِمُ فِي اْلأَخْدَعَيْنِ وَالكَاهِلِ وَ كَانَ يَحْتَجِمُ لِسَبْعَ عَشَرَةَ وَتِشْعَ عَشْرَةَ وَإِحْدَى وَعِشْرِيْنَ.
"Rasulullah SAW biasa berbekam di bagian urat merih (jugularvein) dan punggung. Beliau biasa berbekam pada hari ketujuhbelas, kesembilanbelas dan keduapuluhsatu" *

Larangan Berbekam  Pada Hari-Hari Tertentu

1.       Dari Abu Hurairah RA, dia bercerita "Rasulullah SAW bersabda:
مَنِ احْتَجَمَ يَوْمَ اْلأَرْبَعَاءِ أَوْ يَوْمَ السَّبْتِ, فَأَصَابَهُ وَضَحٌ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ.
"Barangsiapa berbekam pada hari Rabu atau hari Sabtu, lalu tertimpa wadhah, maka hendaklah dia tidak menyalahkan melainkan dirinya sendiri" *

2.       Dari Ibnu 'Umar RA, Rasulullah SAW bersabda:
اَلْحِجَامَةُ عَلَى الرِّيْقِ أَمْثَلُ, وَهِيَ تَزِيْدُفِي الْعَقْلِ وَتَزِيْدُفِي اْلحِفْظِ وَتَزِيْدُ الْحَفِظَ حِفْظًا. فَمَنْ كَانَ مُحْتَجِمًافَيَوْمَ الْخَمِيْسِ عَلَىاسْمِ اللهِ وَاجْتَنِبُوااْلحِجَامَةَ يَوْمَ اْلجُمُعَةِ وَيَوْمَ السَّبْتِ وَيَوْمَ اْلأَحَدِوَاحْتَجِمُوْا يَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ وَالثُّلاَثَاءِ وَاجْتَنِبُوْااْلحِجَامَةَ يَوْمَ اْلأَرْبِعَاءِ فَإِنَّهُ اْليَوْمُ الَّذِيْ أَصِيْبَ فِيْهِ أَيُّوْبُ بِاْلبَلاَءِوَمَايَبْدُوْجُذَامٌ وَلاَبَرَصٌ إِلاَّفِي يَوْمِ اْلأَرْبِعَاءِ أَوْلَيْلَةِ اْلأَرْبِعَاءِ
"Berbekam dilakukan dalam keadaan perut kosong adalah yang paling ideal, di mana ia akan menambah kecerdasan otak dan menambah ketajaman menghafal. Ia akan menambah seorang penghafal lebih mudah menghafal. Oleh karena itu, barangsiapa hendak berbekam, maka sebaiknya dia melakukannya pada hari Kamis dengan menyebut nama Allah. hindarilah berbekam pada hari Jum'at dan hari Sabtu serta hari Ahad. Berbekamlah pada hari Senin dan Selasa. Hindarilah berbekam pada hari Rabu, kerena  Rabu merupakan hari di mana Nabi Ayyub tertimpa malapetaka. Tidaklah timbul penyakit kusta dan lepra, kecuali pada hari Rabu atau malam hari Rabu". *

Mencegah Tekanan Darah Yang Mematikan Dengan Bekam

1.       Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata: "Rasulullah SAW bersabda:

اِحْتَجِمُوْا لِسَبْعَ عَشْرَةَ وَإِحْدَى وَعِشْرِيْنَ لاَ يَتَبَيَّغْ بِكُمُ الدَّمُ فَيَقْتُلُكُمْ.
"Berbekamlah pada hari ketujuhbelas dan dua puluh satu, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat membunuh kalian" *

2.       Dari Anas RA, dia bercerita: "Rasulullah SAW bersabda:
إِذَااشْتَدَّ الْحَرُّ فَاسْتَعِيْنُوْابِالْحِجَامَةِ لاَيَتَبَيَّغْ الدَّمُ بِأَحَدِكُمْ فَيَقْتُلَهُ.
"Jika terjadi panas memuncak, maka netralisirkanlah dengan bekam sehingga tidak terjadi hipertensi pada salah seorang di antara kalian yang akan membunuhnya" *

Bekam Bagi Orang Yang Ihram Dan Orang Yang Berpuasa

1.       Dari Anas bin Malik RA, dia bercerita:
اِحْتَجَمَ النَّبِيُّ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ وَهُوَ مُحْرِمٌ مِنْ وَجَعٍ وَجَدَهُ فِي رَأْسِهِ.
"Nabi SAW pernah berbekam ketika beliau tengah berihram karena rasa sakit yang beliau rasakan di kepalanya" *

2.       Dari Anas RA, berkata:
أَنَّ النَّبِيُّ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ اِحْتَجَمَ وَهُوَ مُحْرِمٌ عَلىَ ظَهْرِ الْقَدَمِ مِنْ وَجَعٍ كَانَ بِهِ.
"Bahwa Nabi SAW pernah berbekam ketika beliau tengah berihram di bagian punggung kaki beliau karena rasa sakit yang ada padanya" *

3.       Dari 'Abdullah bin 'Abbas RA, berkata:
أَنَّ الرَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ اِحْتَجَمَ وَهُوَ صَائِمٌ.
"Rasulullah SAW pernah berbekam sementara belian dalam keadaan berpuasa" *

4.       Dari Ibnu "Abbas RA, dia bercerita:
اِحْتَجَمَ الرَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ وَهُوَ مُحْرِمٌ صَائِمٌ.
"Rasulullah SAW pernah berbekam sedang beliau dalam keadaaan berihram dan berpuasa".*

Bekam Di Tengah Kepala

1.       Dari Ibnu 'Abbas RA, dia bercerita:
اِحْتَجَمَ الرَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ وَهُوَ مُحْرِمٌ عَلىَ رَأْسِهِ.
"Rasulullah SAW pernah berbekam dan waktu itu beliau tengah berihram di tengah kepalanya" *

2.       Dari 'Abdullah bin Buhainah, dia bercerita:
اِحْتَجَمَ الرَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ بِلَحْيِ جَمَلٍ وَهُوَ مُحْرِمٌ وَسَطَ رَأْسِهِ.
"Rasulullah SAW pernah berbekam di tengah-tengah kepalanya di Lahyi Jamal sedang beliau dalam keadaan berihram"  *

Pemberian Nama Bekam Di Kepala Dengan Ummu Mughits

1.       Dari Ibnu 'Umar RA, dia bercerita:
كَانَ النَّبِيَّ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ يَحْتَجِمُ فِي رَأْسِهِ وَيُسَمِّيْهَا أُمَّ مُغِيْثِ.
"Nabi SAW pernah berbekam di kepalanya dan menyebutnya dengan Ummu Mughits" *

Bekam Tidak  Membatalkan Puasa

1.       Dari seseorang, dia bercerita, Rasulullah SAW bersabda:
لاَ يُفْطِرُ مَنْ قَاءَ أَوْ مَنِ احْتَلَمَ وَلاَ مَنِ احْتَجَمَ.
"Tidak batal puasa bagi orang yang muntah atau orang yang bermimpi (basah) dan tidak juga orang yang berbekam" *

Bekam Karena Suatu Penyakit Yang Diderita

1.       Dari Jabir RA, dia bercerita:
إِنَّ النَّبِيَّ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ سَقَطَ عَنْ فَرَسِهِ عَلَى جِدْعٍ فَانْفَكَّتْ قَدَمُهُ، قَالَ وَ كِيْعٌ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ اِحْتَجَمَ عَلَيْهِمْ عَلَيْهَا مِنْ وَ ثَاءٍ.
"Sesungguhnya Nabi SAW jatuh dari kuda beliau dan menimpa batang pohon, sehingga kaki beliau patah. Waki' berkata: "Sesungguhnya Nabi SAW berbekam dari kaki yang terkilir" *
2.       Dari Jabir RA juga:
اِحْتَجَمَ النَّبِيَّ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ مِنْ رَهْصِةٍ أَصَابَتْهُ.
"Nabi SAW pernah berbekam karena kakinya tersandung atau terkilir" *

3.       Masih darinya juga dengan lafadz lain:
اِحْتَجَمَ الرَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ وَهُوَ مُحْرِمٌ_ مِنْ وَشَيِّ كَانَ بِظَهْرِهِ أَوْ بِوَرِكِهِ.
"Rasulullah SAW pernah berbekam sedang beliau dalam keadaan berihram dari luka bakar yang ada di punggung atau dipinggulnya" *

4.       Dari Anas bin Malik RA, dia bercerita:
إِنَّ النَّبِيَّ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ اِحْتَجَمَ وَهُوَ مُحْرِمٌ عَلَى ظُهْرِ القَدَمِ مِنْ وَجَعٍ كَانَ بِهِ.
"Sesungguhnya Nabi SAW pernah berbekamn sedang beliau tengah berihram di bagian punggung telapak kaki beliau karena rasa sakit yang ada padanya" *

Dalam lafadz lain yang juga miliknya :
اِحْتَجَمَ الرَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ وَهُوَ مُحْرِمٌ فِي "مَلَلَ" عَلَى ظُهْرِ القَدَمِ دُوْنَ قَوْلِهِ "مِنْ وَجَعٍ كَانَ بِهِ".
"Rasulullah SAW ketika beliau berihram di Malal di bagian punggung telapak kakinya. "Tanpa ucapannya: "Dari sakit yang ada padanya". *

Bekam Di Dua Urat Merih (Jugular Vein/Vena Jugularis) Dan Punggung Bagian Atas

1.       Dari Anas bin Malik RA:
إِنَّ النَّبِيَّ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ اِحْتَجَمَ ثَلاَثًا فِي اْلأَخْدَعَيْنِ وَالْكَاهِلِ.
"Bahwa Nabi SAW pernah berbekam tiga kali di kedua urat merih, dan punggung bagian atas" (Urat yang terdapat di leher sebelah kanan dan kiri) *

2.       Dari Ibnu 'Abbas RA:
إِنَّ النَّبِيَّ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ اِحْتَجَمَ اْلأَخْدَعَيْنِ وَبَيْنَ الْكَتِفَيْنِ...
"Bahwa Nabi SAW pernah berbekam di kedua urat merih dan di bagian antara kedua pundak" (bagian antara dua pundak, yaitu bagian permulaan punggung (dekat tengkuk)" *

3.       Dari Abu Kabsyah al-Anmari:
إِنَّ الرَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ كَانَ يَحْتَجِمُ عَلَى كَاهِلِهِ وَبَيْنَ كَتِفَيْهِ وَيَقُوْلُ : مَنْ أَهْرَقَ مِنْ هَذِِهِ الدِّمَاءِ فَلاَ يَضُرُّهُ أَنْ يَتَدَاوَى بِشَيْءٍ لِشَيْءٍ.
Bahwa Rasulullah SAW pernah berbekam di punggung bagian atas dan di antara kedua pundaknya. "dan beliau bersabda: "Barangsiapa mengalirkan darah ini, maka tidak mengapa dia mengobati suatu penyakit dengan suatu obat".*

4.       Dari Anas RA, dia bercerita:
كَانَ الرَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ  يَحْتَجِمُ فِي اْلأَخْدَعَيْنِ، وَ لكَاهِلِ وَ كَانَ يَحْتَجِمُ لِسَبْعَ عَشْرَةَ، وَتِشْعَ عَشْرَةَ، وَإِحْدَى وَعِشْرِيْنَ.
"Rasulullah SAW pernah berbekam di kedua urat merih (vena jugularis/jugular vein) dan dipunggung bagian atas. Beliau berbekam pada hari ke-17, 19 dan 21" *

Upah Bekam Mubah (Boleh)

1.       Dari Ibnu Abbas
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ اِحْتَجَمَ عَلَى اْلأَخْدَعَيْنِ وَبَيْنَ الْكَتِفَيْنِ فَأَعْطَى اللْحَجَّامَ أَجْرَهُ، وَ لَوْ كَانَ حَرَامًا لَمْ يُعْطِهِ.
"Bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berbekam dikedua urat merih (vena jugularis/jugular vein) dan daerah antara dua pundak yang merupakan pangkal punggung. Lalu beliau memberikan upah kepada pembekam. Seandainya upah bekam itu haram, pastilah beliau tidak memberinya". *

2.       Dari Ibnu Umar
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ دَعَا حَجَّامًا فَحَجَمَهُ، فَسَأَلَهُ، كَمْ خَرَا جُكَ؟ فَقَالَ: ثَلاَثَةُ اۤصُعٍ فَوَ ضَعَ عَنْهُ صَاعًا، وَ أَعْطَاهُ أَجْرَهُ.
"Bahwa Nabi SAW pernah mengundang seorang tukang bekam lalu dia membekam beliau SAW.Setelah selesai, beliau bertanya kepadanya: Berapa pajakmu? Dia menjawab: Tiga sha', Lalu beliau membatalkan satu sha' dari pajaknya, kemudian beliau memberikan upahnya" *

3.       Dari Ali RA
إِنَّ النَّبِيَّ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ  اِحْتَجَمَ عَلَى أَمَرَنِي فَأَعْطَيْتُ الْحَجَّامَ أَجْرَهُ.
"Bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berbekam dan menyuruhku untuk memberi tukang pembekam upahnya".*

4.       Dari Anas bin Malik, dia bercerita
اِحْتَجَمَ الرَسُوْلُ اللهِ صَلَى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَمْ، حَجَمَهُ أَبُوْ طَيِّبَةَ، فَأَمَرَ لَهُ بِصَاعَيْنِ مِنْ الَّطَعَامِ، وَكَلَّمَ أَهْلَهُ فَوَضَعُوْاعَنْهُ مِنْ خَرَاجِهِ.
"Rasulullah SAW pernah berbekam, beliau berbekam oleh Abu Thayyibah. Lalu beilau menyuruh seseorang untuk memberikan kedua sha' bahan makanan kepadanya. Beliau memberitahu keluarganya, lalu mereka menghapuskan pajaknya".*

Di Kutip dari Kitab
منهج السلامة
فيما ورد في الحجامة
(Bekam cara pengobatan menurut Sunnah Nabi SAW)
DR. Muhammad Musa Alu Nashr

* Keterangan Riwayat Hadits bisa dilihat dari catatan kaki buku tersebut di atas