09 Juni 2012

Bagaimana Cara Memuji Isteri?


Oleh: Cahyadi Takariawan |
26 April 2012 | 06:50 WIB

“Wah, engkau sekarang tampak semakin subur. Ini menandakan asupan gizimu telah terpenuhi”, kata seorang suami memuji isterinya yang tampak segar. “Gak usah mengejek lah…. Katakan saja kalau aku gendut, gak usah pakai ngomong gizi segala…” jawab isterinya.Pada beberapa kejadian, rupa-rupanya ditemukan kesulitan membedakan mana pujian dan mana ejekan. Seorang suami yang tengah memuji isteri, mendadak mendapatkan respon negatif dari sang isteri, yang menganggap suaminya telah menghina dan mengejek dirinya. Padahal suami tersebut tidak mengejek atau menghina, namun ia menggunakan ungkapan
yang kurang tepat dalam memuji. Saya pernah memposting tulisan beberapa waktu yang lalu, “Mengapa Suami Jarang Memuji Isteri” (lihat di : http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/14/mengapa-suami-jarang-
memuji-isteri/). Secara umum, laki-laki memang kurang suka ungkapan verbal, berbeda dengan perempuan yang memang sangat suka ungkapan verbal. Oleh karenanya, perempuan ingin agar suami “rajin” memuji isteri dengan tulus. Sementara kebanyakan suami menganggap tidak perlu janji, yang penting bukti. Pujian sering melenakan perempuan, ia bisa terbang ke langit karena pengaruh pujian. Namun ternyata tidak
setiap pujian bisa menyenangkan perempuan. Ada pujian tertentu yang justru membuat marah perempuan, walaupun pujian itu dilakukan dengan tulus. Ditemukan ada hal-hal yang sensitif pada kebanyak perempuan, yang ketika diungkap membuatnya merasa tidak nyaman bahkan tersinggung. Perempuan Marah Jika Diberi
Pujian yang Tidak Tepat Selama ini kebanyakan lelaki mengira perempuan selalu senang dirayu dan dipuji,
ternyata dugaan ini tidak selalu benar. Menurut sebuah penelitian dari Dental Care Plus Implant Centres hanya sebagian perempuan yang senang dipuji, sebagian besar justru akan marah, jika pujiannya tidak tepat.
Menurut penelitian perusahaan kesehatan asal Inggris yang melibatkan lebih dari 2000 perempuan dan
lelaki itu, sebagian besar perempuan menilai pujian dari lelaki bermakna sebaliknya. Beberapa pujian
yang selalu membuat perempuan marah, adalah ketika anda mengatakan betapa sehatnya dia. Ia akan
berpikir anda sedang menganggapnya “gemuk”. Kesan yang sama juga akan dialami jika anda
mengomentari betapa kuatnya dia. Demikian juga jika yang dikomentari adalah kecerdasannya, ia akan
mengira anda sedang menganggapnya bodoh.“Perempuan adalah ciptaan yang kompleks dan adalah salah jika lelaki mengira tidak ada yang salah dengan sebuah pujian,” kata seorang juru bicara dari Dental Care
Plus Implant Center. “Secara khusus perempuan ingin kelihatan kurus bagi orang-orang di sekitarnya, jadi berhati-hatilah jika berbicara tentang berat badan, ukuran bahu, atau porsi makan,” tambahnya. Sebaliknya pujian yang cenderung disukai perempuan biasanya tentang senyuman, rambut, atau mata yang indah. Empat dari sepuluh responden perempuan mengaku gembira jika lelaki mengomentari senyum mereka. Ditemukan hanya 50 persen dari responden perempuan yang bisa menanggapi pujian dengan normal, tanpa prasangka.
Selanjutnya studi itu menganjurkan para lelaki untuk lebih banyak memuji tentang pakaian dan kesesuaiannya dengan perempuan yang mengenakannya. Perempuan juga ingin disebut cantik saja ketimbang pujian yang lebihdetail.
Jangan Takut Memuji Dari penelitian itu juga ditemukan, hampir sepertiga dari responden lelaki pernah merusak mood kekasih mereka karena salah memberi pujian. Sebaliknya seperlima dari perempuan mengaku merasa dikatai “gemuk”, ketika kekasih mereka memuji betapa eloknya lekukan badan mereka. “Akibatnya kebanyak lelaki hidup dalam ketakutan untuk berbuat kesalahan dan akhirnya takut untuk menjadi lelaki yang romantis,” kata juru bicara Dental Care Plus Implant Center. Walaupun penelitian tersebut memberikan hasil yang sedikit berbeda dari asumsi publik selama ini, namun jangan sampai membuat para suami takut memuji isteri. Penelitian tersebut berlaku dalam konteks pergaulan umum, yaitu
antara kebanyakan lelaki dengan kebanyakan perempuan. Bukan dalam konteks suami dan isteri. Dengan demikian, sangat mungkin terjadi salah paham antara maksud pujian dengan penerimaan perempuan yang dipuji, karena mereka adalah “orang lain”, bukan pasangan suami isteri. Dalam kehidupan keluarga, hubungan antara suami dan isteri sangat khas dan spesifik. Hubungan yang sangat intim dan dekat, tanpa sekat. Oleh karena itu, landasan pengertian, pemahaman dan penerimaan sudah dimiliki. Berbeda dengan hubungan antar personal yang terjadi secara umum, dimana antara satu dengan yang lainnya tidak saling mengerti secara khusus. Dalam sebuah keluarga harmonis, suami mengerti kondisi isteri, dan isteripun mengerti kondisi suami.

Semakin dekat pengertian dan pemahaman antara suami dan isteri, akan semakin memperkecil peluang munculnya salah paham. Ketika suami memuji isteri dengan tulus, akan mudah ditangkap ketulusan tersebut oleh isteri, walaupun menggunakan kalimat yang kurang tepat. Ketika isteri memuji suami dengan tulus, ketulusan itu mudah diterima oleh suami, kendati kalimat pujian yang digunakan kurang pas. Jadi, tunggu apa lagi. Segera berikan pujian kepada isteri dengan penuh ketulusan hati. Itu akan sangat membahagiakan hatinya. Jangan pelit memuji isteri, karena itu akan membuatnya bahagia. Dan ingat, jika isteri anda bahagia, ia akan memberikan apapun yang anda inginkan. 
Selamat pagi, selamat memuji, selamat beraktivitas.

13 April 2012

PILIH TUSUK APA SAYAT? PILIH PISAU APA JARUM?

BEKAM ANTARA SAYATAN DAN TUSUKAN, MENURUT SYAR'I


Beberapa teman yang sedang menekuni Pengobatan Islam pernah bertanya : “ Apakah membekam dengan alat modern blood lancet ( tusukan ) tak sesuai dengan sunnah?” Bagaimana penjelasan syar’inya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu disebutkan terlebih dahulu beberapa teks hadits yang berhubungan dengan bekam, diantaranya :
Pertama : Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dari Nabi Shallallahu A’laihi Wassallam bersabda :
الشِّفَاءُ فِي ثَلَاثَةٍ فِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ أَوْ كَيَّةٍ بِنَارٍ وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِي عَنْ الْكَيِّ
“Terapi pengobatan itu ada tiga cara, yaitu; sayatan bekam, minum madu dan kayy (menempelkan besi panas pada daerah yang terluka), sedangkan aku melarang umatku berobat dengan kayy.” (HR. Bukhari, no : 5680 ).
Kedua : Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam bersabda :
إِنْ كَانَ فِي شَيْءٍ مِنْ أَدْوِيَتِكُمْ أَوْ يَكُونُ فِي شَيْءٍ مِنْ أَدْوِيَتِكُمْ خَيْرٌ فَفِي شَرْطَةِ مِحْجَمٍ أَوْ شَرْبَةِ عَسَلٍ أَوْ لَذْعَةٍ بِنَار وَمَا أُحِبُّ أَنْ أَكْتَوِيَ
“Apabila ada kebaikan dalam pengobatan yang kalian lakukan, maka kebaikan itu ada pada sayatan bekam, minum madu, dan sengatan api panas (terapi dengan menempelkan besi panas di daerah yang luka) dan saya tidak menyukai kayy.” (HR. Bukhari, no : 5704 dan Muslim, no : 2205).
Dua hadits di atas dan hadits-hadits yang lain, semuanya menyebutkan dengan kata syarthotu ( sayatan ), dan tak ditemukan kata “ tusukan “ atau “suntikan” satupun dalam hadits-hadits di atas.
Makna Syarthoh
Kata Syartoh berasal dari rangkaian tiga huruf : syin, ra’ dan tho’, yang mempunyai arti tanda atau sesuatu yang terjadi pertama kali. Surthoh dipakai untuk menyebut polisi, karena polisi menggunakan tanda-tanda khusus ( seragam ) ketika mereka bertugas. ( Ibnu al Mandhur, Lisan Al Arab, 7/329-331). Syarith dipakai untuk menyebut pita-pita kaset, karena di dalamnya ada tanda-tanda tertentu sehingga bisa mengeluarkan suara jika dihidupkan. Asyrath As Saa’ah, dipakai untuk menyebut tanda-tanda hari kiamat atau bisa diartikan kejadian-kejadian yang mengawali datangnya hari kiamat.
Dari keterangan di atas, maka bisa kita katakan bahwa Syarthotu Hijamah dalam hadits di atas bisa diartikan sayatan bekam, karena sayatan merupakan tanda dari adanya praktek bekam pada tempat sayatan tadi, atau bisa dikatakan bahwa sayatan tadi merupakan awal kerja sebelum dimulainya proses pembekaman.
Al Mula Ali Al Qari’ di dalam buku Mirqah al Mafatih ( 13/258 ) menyebutkan bahwa Asy Syartah adalah memukul tempat yang dibekam agar keluar darinya darah, maksudnya di sini adalah asy-syaq (membelah/menyayat).
Mihjam ( alat ) atau Mahjam ( tempat ) ?
Bekam dalam bahasa Arabnya adalah al Hijamah yang berasal dari kata Al Hajmu artinya menyedot. Dikatakan : Hajama ash-Shobiyu tsadya ummihi, artinya bayi itu menyedot susu ibunya.
Tetapi para ulama berbeda pendapat di dalam mengeja bunyi hadits di atas, apakah dibaca Mihjam ( dengan kasrah ) yang berarti alat bekam atau Mahjam ( dengan fathah ) yang berarti tempat yang dibekam.
Berkata Al Hafidz Al Munawi : Maksud dari kata “Syarthotu Mahjam“ adalah mengeluarkan darah dengan bekam. Adapun “asy syartah “ adalah menyayat tempat yang dibekam untuk mengeluarkan darah. Adapun kata “Mahjam“ (dengan fathah) adalah tempat yang dibekam. Disebut secara khusus “ bekam “, karena kebanyakan pengobatan yang disertai pengeluaran darah dari tubuh, rata-rata menggunakan metode bekam. ( Al Munawi, At Taisir bi syarh al Jami’ ash shoghir, Riyadh, Maktabah Imam Syafi’I, 1988 : 1/ 756 ) Di dalam buku Faidhul Qadir ( 3/41 ), beliau menyebutkan bahwa al Mihjam ( dengan kasrah ) adalah botol yang dipakai oleh orang yang membekam yang di dalamnya akan terkumpul darah. Adapun al Mahjam (dengan fathah) adalah tempat sakit yang ingin dibekam, dan inilah yang dimaksud dalam hadits di atas.
Sedangkan Al Hafidz Ibnu Hajar Al Atsqalani di dalam Fathu al Bari ( 10/141 ) mengatakan bahwa yang benar adalah “ Mihjam“ dengan mengkasrahkan huruf mim, yang berarti alat. Hal ini dikuatkan oleh Imam Suyuti di dalam buku ad-Dibaj ‘ala Muslim ( 5/220 ) yang menyebutkan bahwa Syarthotu Mihjam adalah besi yang dipakai untuk menyayat bagian yang dibekam agar darah bisa keluar. Hal sama juga disebutkan oleh Imam Nawawi dalam bukunya al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Dar Ihya At Turats : 14 /197
Kesimpulannya bahwa Mihjam adalah alat untuk membekam, sebagian ulama mengatakan bahwa maksudnya adalah botol tempat untuk menyedot dan menampung darah, tapi ada juga yang mengatakan bahwa maksudnya adalah pisau untuk menyayat tempat yang dibekam.
Kenapa menggunakan sayatan ?
Sayatan di dalam bekam dimaksudkan agar darah yang kotor ( blood letting) bisa dikeluarkan. Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam dalam hadits-haditsnya menyebutnya kata sayatan, dan itu merupakan metode membekam yang waktu itu paling populer di masyarakat dan ternyata juga, metode yang paling baik dan ideal secara umum.
Metode sayatan dalam bekam mempunyai beberapa keunggulan dibanding metode yang lain, antara lain
1. Lebih sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam, karena beliau mengajarinya demikian.
2. Luka sayatan menimbulkan luka yang pinggirnya tajam tapi merata, di samping itu luka di dalamnya lebih sempit atau kecil dibanding dengan luka yang di permukaan. Luka jenis ini lebih mudah disembuhkan dan akan bisa segera kembali normal.
3. Luka sayatan hanya mengenai pembuluh darah kecil, sehingga darah yang keluar adalah darah kapiler. Oleh karenanya dianjurkan untuk menyayat ringan saja dengan kedalaman kira-kira 0,1 mm, yaitu sayatan yang tidak mencapai pembuluh darah arteri maupun vena.
Di sisi lain, jika membekam dengan menggunakan metode tusukan benda tajam, kadang akan menimbulkan beberapa efek, diantaranya :
1.) Jika menggunakan jarum rendah mutunya (mudah bengkok/patah) lebih rentan ketika digunakan untuk menusuk daerah yang mau dibekam, jika jarum terlalu kecil dan patah, tentunya sulit untuk diambil.
2.) Luka tusukan pada kulit menyebabkan lubang pada permukaan kulit, lubang tersebut lebih kecil ukurannya dibanding dengan lubang yang di dalam kulit.
3.) Luka tusuk juga bisa menyebabkan luka yang lebih dalam pada organ-organ atau pada pembuluh darah. ( lihat buku Sembuh Dengan Satu Titik, hlm : 112 )
Bolehkah Menggunakan Selain Sayatan ?
Sebagaimana disebut di atas, bahwa hadits Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam di atas menunjukan cara membekam dengan menggunakan metode yang paling baik dan ideal secara umum.
Tetapi metode itu, bukanlah satu-satunya yang harus digunakan. Karena pernyataan Rasulullah Shallallahu A’laihi Wassallam tersebut bersifat anjuran, bukan kewajiban, atau kita katakan bahwa metode sayatan di dalam membekam adalah metode yang popular di masyarakat pada waktu itu, sehingga masih membuka peluang bagi metode-metode lain.
Oleh karenanya, dibolehkan juga bagi para pembekam untuk menggunakan metode lain yang sesuai dengan keadaan pasien itu sendiri, karena tak semua pasien dapat diterapkan kepadanya bekam dengan sayatan. Ada bagian-bagian tertentu yang memang tidak memungkinkan untuk disayat, dan justru harus menggunakan lanset atau ditusuk. Atau bisa juga, sebagian pasien merasa ketakutan dan trauma dengan alat-alat sayat seperti pisau bedah dan sejenisnya, sehingga mau tak mau metode dengan lanset lah yang dipilih.
Bahkan pada keadaan tertentu, metode bekam dengan sayatan tak dianjurkan, umpamanya pada anak-anak penderita dehidrasi, atau kekurangan cairan. ( Syihab Badri, Bekam Sunnah Nabi, hlm : 77 ) Metode bekam tanpa sayatan ini juga bisa dilakukan untuk menghilangkan rasa nyeri, melenturkan otot-otot pada punggung dan badan bagian belakang, serta bisa juga untuk membuang angin.
Kesimpulannya, bahwa bekam dengan metode sayatan memang disunnahkan dan banyak memberikan manfaat yang positif, tapi ada juga bekam dengan metode lain yang bermanfaat bagi penyakit tertentu. Semuanya insya Allah dibolehkan dan dianjurkan selama tujuannya adalah meringankan beban pasien. Wallahu A’lam
Oleh: Dr. Ahmad Zain An-Najah, MA

16 November 2007

Menyikapi Bencana Demam Berdarah

Setiap musim penghujan tiba, pemerintah selalu sibuk menangani bencana rutin yang namanya demam berdarah yang konon disebabkan oleh nyamuk aedes aegepty (maaf kalo salah nulisnya). Sebenarnya ada satu hal yang perlu dikritisi mengenai hal tersebut, begini. Allah SWT. menciptakan setiap makhluk pasti ada hikmah dibalik semua ciptaannya. pun dengan ciptaan Allah berupa Nyamuk kecil yang pasti kalo gigit kita akan membuat gatel bahkan ada jenis nyamuk yang membuat penyakit yang paling tren adalah demam berdarah (hehehe...kayak mode aja lagi tren) ada juga yang sudah cukup lama malaria.
dalam pemikiran kita sering mengkambing hitamkan yang namanya nyamuk sebagai penyebab timbulnya penyakit. kalau seandainya itu benar berarti akan ada jutaan manusia yang terserang penyakit dalam waktu bersamaan karena kita tahu yang namanya nyamuk jumlahnya begitu banyaknya. saya kira walaupun sudah diberantas kayak apapun pastilah masih ada saja yang selamat. kenapa saya berani bilang begitu. kita bersama tahu sudah cukup lama penyakit demam berdarah ini menyerang negara kita ini. namun sampai sekarang walaupun pemerintah sudah sangat getol memberatas nyamuk dengan mengadakan semprotan secara masal dan juga program 3M-nya, tapi kenyataannya sampai sekarang jumlahnya tetap besar disetiap daerah. inilah yang harus kita luruskan bagaimana menyikapi masalah ini agar lebih tuntas. saya tidak ingin ini menjadi sebuah gerakan masal tapi marilah kita mulai dari diri dan keluarga kita sendiri untuk bisa memahaminya. begini : seperti tadi saya katakan, katakanlah dalam satu rumah itu ada 4 orang,salah satu diantaranya kena DB, pertanyaannya Benarkah hanya dia yang digigit oleh nyamuk, saya yakin kita tidak berani memastikan hanya 1 orang yang terkena gigitan. lalu kenapa hanya 1 orang yang terkena DB. jawabannya adalah karena imunitas tubuh yang terkena tadi adalah lemah, sementara yang mungkin tergigit tapi tidak terkena DB adalah karena dia mempunyai tingkat imunitas tubuh yang baik. jadi intiya adalah yang perlu kita lakukan adalah bagaimana kita meningkatkan imunitas tubuh kita secara maksimal agar kita tidak mudah terserang penyakit apapun penyakitnya

10 November 2007

Total Health Management 1


Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Bpk/ibu saudara sekalian, saya disini mencoba untuk bertukar pengalaman seputar kesehatan yang barang kali bisa menjadi bahan pertimbangan untuk mengelola kesehatan keluarga. atau setidaknya menjadi sebuah kajian yang bisa diambil manfaatnya.
Alhamdulilah saat ini saya telah dikaruniai 4 orang anak yang mungil-mungil, yang pertama Muhammad Louis Firdaus Umar kelas 1 SD, yang kedua Aisya Fadila Firdaus Umar masih TK A, ketiga Keyla Fadila Firdaus Umar baru usia 3,5 tahun dan terakhir atau mungkin belum terakhir namanya Muhammad Iqbal Firdaus Umar. mereka semua terlahir dari rahim seorang wanita tercantik dalam hidup saya Yuni Anjarwati, yang saya nikahi waktu dia usia 18 tahun di tahun 1997.
pada waktu awal menikah sama sekali kami belum tahu bagaimana mengelola kesehatan dengan baik. Hampir empat tahun menikah kami belum dikaruniai. dari awal kami dasarnya memang tidak suka pergi kedokter bahkan suatu ketika ketika harus mengunjungi saudara yang sakit di RS saya malah bingung untuk mencari ruang perawatannya gara-gara memang hampir tidak pernah ke RS. Sebenarnya pada rentang waktu 4 tahun itu beberapa kali mengalami meskram, tapi baik istri maupun saya sendiri tidak menyadari hal tersebut karena dia semenjak masih gadis setiap datang bulan pasti mengalami sakit yang luar biasa alias dilepen (bhs jawa-red). Nah, barulah ketika ditahun 1999 saya mulai mengenal dunia herba namun saat itu belum intens hanya sekedar mengkonsumsinya hampir rutin setiap hari. Alhamdulillah dibulan april 2000 istri saya benar-benar hamil dan pada 3 Januari 2001 lahirlah jabang bayi yang mungil dengan BB 2,8 kg si Louis, ya... memang nama itu sudah ada semenjak awal menikah. barulah berturut setelah 18 bulan lahir anak kedua terus 16 bulan lahir yang ketiga baru yang keempat 2 tahun lebih. itulah cerita kehidupan kami....
dari semenjak anak pertama kami hanya sekali kedokter ketika si Louis mengalami demam hampir tiga dan tidak turun-turun. setelah itu sampai dengan hari ini sama sekali tidak pernah kedokter lagi. bukannya kami dan anak-anak kami tidak pernah sakit, namanya anak-anak pastilah mengalami demam, batuk pilek dan lainlain sebagainya. untuk itulah saya menulis ini agar kita semua yang sadar kesehatan ini segera mendapatkan solusi yang cukup mudah untuk mendapatkan kesehatan secara menyeluruh.

untuk memahami kesehatan tidaklah mesti harus menjadi dokter ataupun para medis. sekarang ini banyak sekali literatur-literatur yang beredar baik buku, artikel kesehatan dll banyak sekali info-info hidup sehat.

Untuk menjadi manusia yang sehat tidaklah cukup sekedar hanya makan minum lalu kalu kalau sehat minum obat, saya rasa bukan itu esensinya. untuk menjadi adalah di mulai sejak kita dalam kandungan, yang terutama memang dari pola makan orang tua kita, tingkat stress, tempat tinggal kita (apakah didaerah yang berpolusi atau tidak) dll. juga tingkat spiritualitas sangat mempengaruhinya.

Sekarang mengenai pola makan kita, sekarang ini sebuah fenomena yang terjadi adalah ada sebagian saudara-saudara kita mengalami kekurangan gizi dengan kondisi yang sangat parah sebagaimana di ekspos media beberapa saat yang lalu, namun dilain pihak ada sebagian lagi yang kelebihan gizi dengan badan yang overweight, itulah keadan bangsa ini saat ini. menurut kami hal itu bukan karena bangsa ini kurang bahan makanan, memang ada sih sebagian yang memang karena betul-betul kekurangan (lha...kalau sudah seperti ini yang harus dipersalahkan adalah lingkungannya yang kurang perhatian juga pemerintahannya mulai RT dan seterusnya yang tidak mau memperhatikan masyarakat sekitarnya), tapi yang terjadi adalah pemahaman masyarakat tentang mengatur pola makan yang kurang pas dan pemahaman makanan bergizi berimbang yang kurang. Masih ada satu hal lagi ada sebagian diantara kita yang kurang memahami tentang pola makan, sehingga walaupun cukup makan tapi maih sering sakit-sakitan. kayaknya begitu rumit kalau kita membicarakan hal ini, baiklah mungkin akan kita persingkat saja agar lebih mudah kita memahaminya.
saya mengutip dari bukunya Ibu Andang Gunawan yang berjudul Food Combining. ada aturan main yang harus kita perhatikan berkaitan dengan kondisi fisik kita. secara alamiah metabolisme tubuh kita terbagi menjadi 3, yang pertama adalah proses mencerna dimulai dari kita memasukkan makanan kita sampai kedalam lambung, yang kedua adalah proses pengolahan makanan kita untuk dijadikan sari pati dan disalurkan kedalam tubuh kita melalui transportasi utama yaitu aliran darah yang tentu dipompa oleh jantung. nah yang ketiga adalah proses pembuangan sisa makanan mulai dari usus besar sampai ke lubang anus. kalu kita perhatikan pembagian 3 metabolisme ini ada kaitan erat dengan mengapa Allah SWT mengatur waktu kita dalam 1 hari satu malam itu adalah 24 jam, kalo di bagi 3 masing masing menjadi 8 jam. tentu ini ada kaitan pula dengan sebuah hadits yang mengatakan bagilah perutmu menjadi 3 bagian, 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk air dan 1/3 untuk udara, Subhanallah.... Kembali ke pengaturan pembagian 8 jam-an tersebut fungsi tubuh kita mulai mencerna, memproses makanan dan membuang adalah sebuah kerja mekanik yang di ciptakan Allah dan bekerja secara teratur. dari masing-masing fungsi ini bekerja secara berurutan artinya kita seharusnya tidak secara sembarangan memasukkan makanan ketika fungsi tubuh ini seharusnya membuang sisa makanan. jadi ada aturan main pada jam-jam mana kita harus makan dan tidak makan. Pembagian waktu menjadi 3 bagian ini secara alamiah adalah sebagai berikut :


  1. Jam 12 siang - jam 8 malam, fungsi tubuh bekerja dominan untuk mencerna, maka pada jam-jam inilah kita bisa memasukkan makanan yang berkabohidrat dan makanan berat lainya secukupnya.

  2. Jam 8 malam - jam 4 pagi, fungsi tubuh bekerja untuk mengolah makanan dan untuk disalurkan kesluruh tubuh yang memerlukan asupan gizi, maka pada jam itu sebaiknya kita istirahat dan sebaiknya kita tidak makan-makanan yang berat.

  3. Jam 4 pagi sampai jam 12 siang adalah proses tubuh untuk membuang sisa makanan melalui feses, nah dijam-jam ini pula sebaikya kita juga jangan makan-makanan yang berat. jika hal itu dilanggar yang terjadi metabolisme tidak seimbang maka itu akan mempengaruhi pada tingkat imunitas tubuh yang akan semakin menurun.

Ya... sementara ini dulu besok kita sambung lagi.....ada janjian dengan klien jadi harus tak hentikan dulu sementara.